The Emerging Lions - Cerita di Balik Kesebelasan Sri Lanka

Disclaimer : This article is my own views, doesn’t represent any group, organization, or entity.

Asia Selatan dikenal luas dengan kecintaannya pada olahraga asal Britania Raya, khususnya Kriket. Olahraga ini bukan sekadar permainan; ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan budaya populer di wilayah ini, berdampingan dengan kekayaan musik tradisionalnya. Dua icon kriket Asia Selatan bahkan Dunia, seperti Virat Kohli (India) dan juga Babar Azam (Pakistan) adalah kebanggaan nasional yang muncul dari kancah kriket. Di level tertinggi, persaingan seringkali sangat intens, bahkan terkadang dengan nuansa politik antarnegara yang panas tensinya.


Sepak Bola: Berusaha Bangkit di Tengah Dominasi Kriket

Ilustrasi Sepakbola dan Kriket

Derbi Kalkuta

Derby Dhaka

Selain kriket, sepak bola juga menempati posisi kedua dalam popularitas di Asia Selatan, dengan kekuatan antarnegara diadu pada pentas regional dan kontinental. India, misalnya, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap sepak bola, sebanding dengan negara-negara di Timur Tengah, Asia Timur, dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. India telah berupaya mengembangkan sepak bola domestiknya dengan meluncurkan Indian Super League (ISL) sejak 2014. Liga ini kini menjadi kompetisi kasta pertama, dengan I-League sebagai kasta kedua. ISL, yang awalnya dimulai dengan delapan tim, berhasil menarik tiga klub tradisional legendaris dari Kolkata dengan fanatisme tinggi—East Bengal, Mohun Bagan, dan Mohammedan—yang turut memperkaya lanskap sepak bola India.

Di Bangladesh juga demikian. Persaingan ketat antara tim papan atas seperti Abahani dan Mohammedan dalam memperebutkan tahta tertinggi kota Dhaka semakin kompetitif sejak era kemerdekaan hingga pertengahan dekade 1990-an. Hanya dua tim yang sempat menghentikan dominasi mereka, yaitu BJMC pada 1979 dan Muktijoddha pada musim 1997-1998. Baru pada awal abad ke-21, Bangladesh mereformasi kejuaraan sepak bola dari yang semula hanya melibatkan tim berbasis di Dhaka menjadi kompetisi nasional yang mempertandingkan tim-tim dari kota lain seperti Sylhet, Chattogram, dan Khulna.

Sementara itu di Sri Lanka, kompetisi liga sepak bola baru digelar pada 1985 dengan nama Colombo Football League hingga 1988. Tiga edisi pertama dimenangkan oleh Saunders SC, sebelum rekor tersebut dipatahkan oleh Old Bens SC pada musim terakhir Colombo Football League. Kompetisi ini kemudian direformasi menjadi kompetisi nasional pada tahun berikutnya. Dominasi Saunders SC mulai diganggu oleh Renown SC pada dekade 1990-an dan sempat dijuarai oleh Pettah United pada 1995. Penyelenggara kemudian menerapkan "profesionalisme" dengan memberlakukan club licensing pada Sri Lankan Super League, meskipun sejak 2022, kompetisi masih terhenti, sehingga tim peserta mengisi kekosongan dengan mengikuti turnamen antarkota seperti City League di Kolombo.


Sri Lanka: Antara Masa Lalu dan Gebrakan Diaspora

Tim Nasional Sepakbola Sri Lanka saat menjuarai Kejuaraan SAFF 1995

Perwakilan Aspire Academy, Tim Cahill dan Ketua Umum FFSL, Jaswar Umar Lebbe

Tim Nasional Sepakbola Sri Lanka pada pemusatan latihan di Qatar, September 2022

Dalam kejuaraan SAFF, India mendominasi dengan sembilan gelar regional. Namun, Sri Lanka pernah menorehkan sejarah pada 1995. Sebagai tuan rumah, mereka tampil impresif, menahan imbang India, mengalahkan Nepal di semifinal, dan meraih gelar juara setelah mengalahkan India di final melalui gol emas Sarath Wellage pada menit ke-108. Setelah itu, performa tim nasional sepak bola Sri Lanka cenderung menurun dan stagnan, hingga akhirnya mereka mencapai posisi kedua di AFC Challenge Cup edisi pertama setelah dikalahkan Tajikistan. Pemain seperti Nizam Pakir Ali, Kasun Jayasuriya, dan Channa Ediri Bandanage adalah bintang pada masanya.

Beberapa tahun kemudian, peringkat FIFA Sri Lanka cenderung rendah. Pada Mei 2022, pasca gejolak politik, Federasi Sepak Bola Sri Lanka (FFSL) menjalin kerja sama dengan Aspire Academy, melalui legenda sepak bola Australia Tim Cahill, untuk mengembangkan tim nasional. MoU ini membuka jalan bagi pendekatan baru: merekrut talenta diaspora dari berbagai negara secara masif, penulis menyebutnya dengan "Project Morocco". Strategi ini telah terbukti berhasil di negara-negara Asia lain seperti Pakistan, Irak, Filipina, dan Indonesia. Pemain seperti Claudio Kammerknecht (dari Jerman), Jack Hingert (dari Australia), dan Adhavan Rajamohan (dari Swedia), bersama talenta lokal, dilatih dalam pemusatan latihan di Qatar pada September 2022. Meskipun Sri Lanka sebelumnya telah memiliki beberapa diaspora seperti Waseem Razeek (2019) serta Dillon de Silva dan Marvin Hamilton (2021), pencarian bakat diaspora secara masif dimulai setelah penandatanganan MoU, memenuhi ekspektasi publik yang telah memantau pemain keturunan Sri Lanka melalui laman Facebook "Sri Lankan Genes".


Sanksi FIFA dan Langkah Menuju Peningkatan

Andy Morrison

Sebelas pertama Sri Lanka vs Yaman (1-1)

Sebelas pertama Sri Lanka vs Papua Nugini (0-0)

Di bawah asuhan mantan pemain Manchester City, Andy Morrison, tim ini memulai proyek pembangunan kembali. Namun, pada Januari 2023, Sri Lanka dijatuhi sanksi FIFA terkait isu keterlibatan pihak ketiga pada pemilihan ketua umum FFSL. Sanksi ini menyebabkan mereka absen dari beberapa kejuaraan internasional, termasuk SAFF Championship 2023, di mana Pakistan justru kembali berpartisipasi setelah sanksi mereka dicabut pada 2022.

Sanksi Sri Lanka dicabut pada Agustus 2023. Pertandingan pertama pasca-sanksi adalah Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran pertama melawan Yaman. Dengan empat pemain diaspora—Adhavan Rajamohan, kakak beradik Rahul dan Barath Suresh, serta Waseem Razeek—hasilnya belum optimal. Mereka takluk 3-0 di Abha, Arab Saudi, dan bermain imbang 1-1 di Kolombo lewat gol penyeimbang Charitha Rathnayake.

Meskipun langkah mereka di Kualifikasi Piala Dunia terhenti, kesempatan untuk Kualifikasi Piala Asia 2027 tetap terbuka. Sri Lanka menjalani dua kali kalender internasional FIFA untuk uji coba. Berkat koneksi antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden FFSL Jaswar Umar Lebbe, Sri Lanka terpilih menjadi tuan rumah agenda terbaru FIFA: FIFA Series. Ajang ini adalah serangkaian kejuaraan uji coba empat tahunan yang diselenggarakan langsung oleh FIFA, memungkinkan negara dari konfederasi berbeda untuk saling beruji coba.

Sri Lanka memulai FIFA Series dengan menghadapi Papua Nugini. Ini adalah kali pertama mayoritas pemain diaspora yang dilatih pada September 2022 dipanggil. Momen ini dinanti para pecinta sepak bola setempat, terlebih saat bermain di kandang. Sri Lanka bermain imbang tanpa gol melawan Papua Nugini dan mengalahkan Bhutan 2-0 melalui gol Dillon de Silva dan Oliver Kelaart. Tiga bulan setelahnya, uji coba melawan Brunei Darussalam dua kali di Bandar Seri Begawan berakhir dengan dua kekalahan 1-0 bagi Sri Lanka, terutama karena absennya bek tengah kunci, Claudio Kammerknecht dan Jason Thayaparan.


Tongkat Estafet dan Hasil Positif yang Berdampak

Abdullah Al-Mutairi

Para pemain Sri Lanka merayakan kemenangan atas Kamboja 

Pelatih kepala Andy Morrison mundur pada Agustus 2024 karena cedera leher, dengan alasan yang lebih rasional dibandingkan pengumuman pada 6 Januari 2025 di Jakarta. Setelah itu, atas bantuan Aspire Academy, Sri Lanka mendapatkan nakhoda baru asal Kuwait, Abdullah Al-Mutairi. Abdullah dikenal karena membawa Nepal menjadi runner-up SAFF Championship 2021. Ia memiliki karakter tegas di lapangan, yang terkadang menciptakan kontroversi, seperti keputusannya meminggirkan beberapa bintang Nepal seperti Anjan Bista, Bimal Gharti Magar, bahkan Rohit Chand dari skuad asuhan Abdullah.

Abdullah memulai kiprahnya pada playoff Kualifikasi Piala Asia 2027 dengan hasil mengejutkan. Setelah bermain imbang tanpa gol di Kolombo di tengah suara band Papare, mereka membuat kejutan di Phnom Penh. Sri Lanka unggul lebih dahulu melalui Oliver Kelaart, namun Kamboja kemudian mencetak dua gol. Langkah pasti Kamboja untuk mengadapi babak selanjutnya harus sirna pada akhir perpanjangan waktu, Claudio Kammerknecht memperkecil ketertinggalan dengan gol dari skema rebound. Hasil ini memaksa adu penalti. Empat kali eksekusi berhasil dan satu penyelamatan penting dari kapten Sujan Perera yang diselesaikan sempurna oleh Leon Perera mengakhiri adu penalti dengan kemenangan Sri Lanka 2-4.


Peningkatan Peringkat dan Visi Masa Depan Sepak Bola Sri Lanka

Jack Hingert (kiri) merayakan gol-nya

Remiyan Muthuccumaru setelah menjalani debut

Dillon de Silva & Jack Hingert merayakan gol kedua melawan Tionghoa Taipei

(Dari kiri) Ayman Zawahir, Tenuka Ranaweera, dan Sadew Vidusha

Pada Oktober 2024, Sri Lanka bersua Myanmar di Yangon. Setelah takluk 2-0 di pertemuan pertama, mereka mencetak sejarah di pertemuan kedua dengan mendapatkan poin dari Myanmar untuk pertama kalinya sejak 1954. Sebulan setelahnya, Sri Lanka kembali mencetak sejarah dengan mengalahkan Yaman 1-0 melalui sundulan veteran Brisbane Roar, Jack Hingert, dari skema lemparan ke dalam Harsha Fernando. Namun, mereka takluk 2-0 pada pertemuan kedua.

Pada Maret 2025, Sri Lanka memulai kiprahnya pada Kualifikasi Piala Asia 2027 di Bangkok menghadapi Thailand. Sebelumnya, mereka berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Laos di Vientiane, sebuah kemenangan tandang pertama setelah 22 tahun. Pertahanan solid ditunjukkan Sri Lanka pada laga di Stadion Rajamangala, Bangkok, meskipun harus takluk tipis 1-0. Sujan Perera berkali-kali memperlihatkan penyelamatan penting di laga itu.

Double Win didapatkan pada Juni 2025. Uji coba di Bangkok menghadapi Brunei Darussalam berbuah kemenangan 1-0 melalui sepakan Leon Perera, dan kemenangan 3-1 atas Chinese Taipei di hadapan publik Racecourse menambah rentetan hasil positif sejak proyek ini berlangsung. Kedatangan talenta muda lokal seperti Muhammad Thilham dan talenta muda diaspora seperti Remiyan Muthuccumaru memberikan warna tersendiri bagi skuad. Dari rentetan hasil tersebut, peringkat FIFA Sri Lanka naik dari 207 dunia pada September 2022 menjadi 196 dunia, posisi tertinggi sejak Februari 2017.

Tim Nasional U-17 dan U-20 juga mulai menggunakan talenta diaspora, serupa dengan tim senior. Pemain yang dibina di klub luar negeri seperti Sadew Vidhusha (Islandia), Ayman Zawahir (Australia), dan Tenuka Ranaweera (Kenya)—yang telah lebih dahulu menjalani debut senior—diharapkan dapat segera menyusul ke timnas senior.


Integrasi Talenta, Implementasi Grassroot, dan Gairah Sepak Bola Nasional

Mohammed Thilham dan pemain lainnya merayakan kemenangan atas Chinese Taipei (3-1)

Sepakbola Grassroot di Sri Lanka

"Lions will never be vegetarian"

Harapan dari proyek ini adalah kesinambungan antara pembinaan talenta lokal dan pencarian bakat diaspora, serta terwujudnya chemistry tim yang erat tanpa kesenjangan. Mohammed Thilham adalah salah satu talenta muda lokal yang menjalani debut di tim nasional Sri Lanka pada era ini. Selain itu, beberapa nama andalan seperti kiper Sujan Perera, Chalana Chameera, Jude Supan, veteran Mohomadu Fazal, Harsha Fernando, dan talenta lokal lainnya yang lebih dulu mengisi skuad, juga berkontribusi besar bersama para pemain diaspora. Hal ini membuktikan bahwa di lapangan, tidak ada lagi sekat "lokal" atau "diaspora". Selama mereka mengenakan seragam dan bendera yang sama, mereka bekerja keras, menang, dan kalah atas nama tim, serta berjuang demi tim, sama seperti yang diperjuangkan oleh Tim Nasional Indonesia saat ini.

Gebrakan ini diharapkan dapat meningkatkan gairah di dunia olahraga nasional Sri Lanka, di luar kriket. Tren ini diharapkan dapat berlangsung secara berkelanjutan, tanpa mengabaikan pembinaan dan penyelenggaraan liga serta kompetisi domestik lainnya demi pertumbuhan dan perkembangan sepak bola Sri Lanka di masa depan. Hal ini juga dapat menambah gairah penggemar, meningkatkan nilai komersial tim nasional, dan memicu fanatisme yang sebanding dengan kriket nasional Sri Lanka.

"Lions will never be vegetarian" telah menjadi motto penyemangat tim nasional Sri Lanka sejak mencetak sejarah melawan Kamboja pada Oktober 2024. Motto ini diharapkan menjadi pemantik kebangkitan sepak bola Sri Lanka melalui langkah yang diambil oleh Federasi Sepak Bola Sri Lanka beserta kontribusi para pemain di lapangan dan tim kepelatihan.

"Seperti singa yang menerjang semua rintangan, tanpa rasa takut, yakini bahwa kamu terhebat."

 – Terhebat by CJR.


Comments

Popular posts from this blog

Ragam Gerakan yang Penuh dengan Rasa Bangga

Bintang Kecil di Langit Eropa